Sabtu, 08 Oktober 2011

Ikrar Pernikahan perlu Dipupuk


Melalui janji pernikahan seorang laki-laki dan perempuan berjanji untuk saling mencintai seumur hidup. Tetapi dengan berjalannya waktu janji tersebut sering tidak ditepati dan sering kita temukan perselingkuhan maupun perceraian.

Sebenarnya di zaman sekarang banyak didapati perceraian daripada beberapa tahun yang lalu. Ini bukan berarti orang sekarang kurang menghargai intuisi pernikahan tetapi adanya kebutuhan yang meningkat pada pasangan modern akan cinta sehingga bila mereka sudah tidak merasakan gairah cinta dengan pasangannya, mereka lebih baik berpisah dan mencari lagi cinta sejati.

Sering anda dapati perkataan “Saya sudah tidak dapat merasakan cinta dengan suami saya karena kita hampir tidak pernah bertemu karena dia sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.” Atau, “istri saya sudah tidak pernah memperhatikan saya lagi karena dengan kelahiran anak kami waktu dia banyak tersita untuknya."

Janganlah mencoba mengubah pasangan anda tetapi terimalah dia apa adanya baik kekurangan maupun kelebihannya. Karena usaha mengubah pasangan hanya akan menimbulkan rasa frustasi, baik pada anda yang ingin mengubahnya maupun pasangan yang merasa terusik kepribadiannya.

Tetapi koreksi diri, mungkin cara penyampaian yang tidak berkenan membuatnya enggan menuruti keinginan. Sebenarnya dengan mengubah pasangan, berarti secara tidak langsung anda ingin mengubahnya menjadi seperti anda.

Hal tersebut tidaklah keliru tetapi perbedaan antara pasanganlah yang membuat cinta tetap bersemi. Tetaplah dan biarkan menjadi apa yang senantiasa anda lakukan, meski tak dapat dipungkiri, perubahan pasti terjadi dan menambah nuansa dalam keluarga. Misalnya kelahiran anak tentu membuat anda tidak lagi dapat bercengkerama intim di setiap sudut ruangan sebagaimana sebelumnya.

Hubungan yang baik tercermin dari kesediaan masing-masing pasangan untuk menerima perubahan pasangannya. Cinta bukanlah membuat pasangan anda menyukai anda sesuai dengan seleranya, tetapi mampu menerima anda tanpa imbalan apapun.

Perlu disadari adanya perbedaan kebutuhan emosionil diantara pasangan anda, mungkin saja istri atau suami memerlukan teman untuk membicarakan perasaan mereka atau penghargaan atas suatu perbuatan tertentu, karena dengan demikian mereka merasa dicintai.

Ciptakanlan jembatan pribadi untuk menjalin komunikasi, sehingga kebutuhan masing-masing akan lebih nyata, tidak abstrak. Utarakan pikiran anda, jangan dipendam. Lebih baik jika anda mengutarakan sesuatu meskipun beresiko perdebatan, daripada anda pendam dan memupuk emosi pribadi.

Bila mereka menekan kebutuhan emosionil ini maka lama kelamaan mereka akan kehilangan gairah cintanya. Bila keduanya mulai menyadari kekeliruan yang mereka perbuat karena mengabaikan pasangannya, apa lagi yang anda tunggu? Perbaikilah, segera!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar