Sabtu, 26 November 2011

Kebiasaan Makan yang Salah dan Solusinya


Tanpa disadari sering kita tidak memperhatikan kebiasaan makan sehari-hari, misalnya karena sibuk di kantor, kita ingin sedikit memanjakan diri dengan makan makanan berlemak. Atau karena tiba di rumah sudah agak larut, kita makan malam sambil lesehan menonton televisi.

Kebiasaan seperti ini ternyata sangat tidak bersahabat untuk lingkar pinggang alias berpotensi bikin tubuh kita menjadi melar. Karena tidak menyadari kesalahan tersebut, kita juga jadi lebih sulit untuk mengenyahkan timbunan lemak yang berlebihan.

Coba lihat apakah kita kerap melakukan hal-hal di bawah ini, dan bagaimana memperbaikinya :
 
Makan saat tidak fokus
Hal ini mungkin tidak sebahaya ketika kita mengemudi sambil SMS-an atau sambil memelototi giant screen yang ada di pinggir jalan. Namun makan sambil membaca majalah, atau sambil browsing internet, akan menyebabkan kita tidak mengontrol apa yang masuk ke mulut Anda. Ketika perhatian kita sedang teralihkan, kita cenderung makan lebih banyak daripada yang kita perlukan. Hal itu tidak kita sadari sampai kita menghabiskannya, karena multi-tasking membuat kita sulit mendeteksi rasa kenyang.

Menurut berbagai penelitian, makan sambil melakukan kegiatan lain bisa menyebabkan kurangnya rasa puas dengan makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, kita terdorong untuk makan lebih banyak.
Solusinya sederhana saja: fokuslah dengan makanan kita ketika sedang makan, dan sebaiknya lakukan di atas meja makan.

Makan sambil berdiri
Kondisinya hampir sama dengan yang terjadi ketika kita makan sambil nonton televisi atau sambil membaca buku. Misalnya, makan sambil bersandar di pantry, atau sambil berjalan ke suatu tempat karena ingin menghemat waktu.

Sebab, orang cenderung makan lebih banyak dan lebih cepat ketika sedang berdiri atau berjalan, ketimbang saat duduk. Bayangkan ketika ada kiriman cookies atau donat di kantor, lalu teman-teman kita menyerbu ke meja tempat makan tersebut disajikan. Asyik bukan, ngobrol sambil terus-menerus mencomot cookies? Akibatnya kita tak menyadari berapa banyak kalori yang sudah masuk ke tubuh kita.

Jalan-jalan tanpa rencana
Ketika kita mendadak ingin menghabiskan akhir pekan di Puncak, lalu kita berangkat dalam keadaan perut keroncongan, besar kemungkinan kita akan berhenti di rest area atau di restoran fast food yang kita temukan di sepanjang jalan. "Akhirnya kita makan sesuatu yang akan kita sesali belakangan." 

Jika perut memang sedang lapar, lebih baik bawa beberapa cemilan sehat yang bisa dimakan di perjalanan, seperti buah-buahan. Atau, rencanakan sejak awal dimana atau bagaimana kita akan mengisi perut. Paling baik sih, membawa bekal makanan sendiri dari rumah.

Tidak merencanakan menu makanan sebelumnya
Kita cenderung memutuskan apa yang ingin dimakan saat kita sudah berada di depan food court atau deretan warung. "Menjelang makan siang, tiba-tiba kita sudah berdiri di depan sajian makanan atau lemari es, lalu mencoba memutuskan apa yang akan dimakan dan berapa banyak yang akan dimakan."  
Bila tidak merencanakannya, Anda cenderung akan memilih makanan yang terlihat paling menggiurkan.
Bandingkan jika kita merencanakannya sebelumnya. "Aku mau sayuran ah, siang ini. Kemarin sudah makan yang daging-dagingan!" begitu kata kita saat sedang bersiap turun dari kantor. 
Karena kebiasaan merencanakan menu makanan akan membuat kita lebih mudah makan lebih sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar