Jumat, 19 Agustus 2011

Kenakalan Wajar Si Buah Hati


Menjadi anak kecil memang sepatutnya memiliki kenakalan pun juga kesalahan, tak perlu risau atau gundah ketika menemukan bahwa ternyata anak Anda memiliki kenakalan yang sangat banyak. Masalahnya bukan kepada menghalanginya berbuat demikian, tetapi mengajarinya bahwa perbuatan tersebut salah.

Kebiasaan-kebiasaan di bawah ini terlihat sepele. Tetapi jika perilaku si kecil yang tak terpuji berikut ini dibiarkan, bisa berkembang menjadi kebiasaan buruk, yang malah membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga.

Jika anak sedang dalam keadaan sangat gembira, sehingga tak sabar untuk segera menceritakan sebuah peristiwa yang dialaminya pada Anda, biasanya rasa ego akan mendorongnya untuk memotong pembicaraan. Jadilah ketika Anda sedang terlibat dalam sebuah pembicaraan dengan orang lain, si kecil menyela, memotong pembicaraan dengan hebohnya. "Mama, tadi di sekolah aku dapat gambar tempel dari Bu Guru, soalnya aku pandai."

Jika perilaku ini dibiarkan, dengan kata lain Anda dengan senang hati menjawab atau menanggapinya, berarti Anda tidak mengajarkan bagaimana seharusnya menghargai, memperhatikan kepentingan orang lain, dan hanya memikirkan diri sendiri. Kalau hal ini dibiarkan saja anak akan berpikir, dia berhak mengambil perhatian orang lain kapan saja dia mau dan tak perlu bertoleransi pada kepentingan atau kesibukan orang lain. Anak juga akan mudah merasa frustrasi jika suatu ketika tidak diikuti kemauanya.

Cara Mencegahnya mudah, pada situasi yang sama katakan saja padanya, dia harus menunggu dan jangan memotong pembicaraan yang sedang Anda lakukan. Carikan kesibukan untuknya atau biarkan dia bermain dengan suatu mainan yang membuat konsentrasinya berpaling.

Seandainya dia memaksa bicara, dudukkan di kursi dan katakan dengan lembut, "Tunggu di sini sampai Mama selesai bicara, ya." Begitu pembicaraan selesai, jelaskan pada anak, dia tidak akan mendapat yang diinginkan jika Anda sedang terlibat pembicaraan dengan orang lain. Jadi, jangan memotong pembicaran ketika Anda sedang berbicara.

Seringkali pergaulan mendorongnya kepada tindakan kasar, terutama dorongan dari TV yang menjadi konsumsinya setiap hari. Anda memang harus mencermati ketika si kecil memukul teman bermainnya, tapi tidak harus berlaku lebih agresif seperti mendorong atau menariknya. Sebab, jika Anda membiarkannya berperilaku kasar, bisa menjadi sebuah kebiasaan, selain  seakan-akan Anda mengizinkan si kecil menyakiti orang lain.

Langsung hadapi setiap perilaku agresif yang dilakukan anak secepatnya. Ajak atau panggil anak, kemudian katakan kepadanya sambil memberinya pengertian bahwa hal itu menyakitkan temannya. Katakan pula, bagaimana rasanya jika sebaliknya temanlah yang menyakiti atau memukul dia.

Esoknya atau di lain waktu, pada waktu dia akan mulai bermain lagi, ingatkan bahwa ia tidak diperbolehkan bertindak kasar atau menyakiti orang lain. Cobalah untuk menolongnya dengan mengingatkannya agar tidak mengulangi perbuatan buruknya dan jika dia melakukan kekerasan lagi, stop bermain! Berikan hukuman sebagai sanksi ketidakpatuhannya terhadap larangan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar