Kamis, 25 Agustus 2011

OBESITAS



Pengertian
Obesitas merupakan penyakit yang sejak lama sudah dikenal masyarakat dan sampai sekarang merupakan persoalan yang banyak dibicarakan karena sulitnya pengobatan yang berhasil dilakukan. Banyak pengertian mengenai obesitas salah satunya yang diungkapkan sebagai berikut. “ Obesitas adalah kondisi berlebihnya jaringan lemak akibat tidak seimbangnya masukan energi dengan pemakaian”,(Kusumawardhani:2006). Jadi obesitas dapat diartikan secara tepat dengan istilah kegemukan atau banyaknya penimbunan lemak dalam tubuh.
 
Etiologi
Penyebab obesitas sangat kompleks dalam arti banyak sekali faktor yang menyebabkan obesitas terjadi. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas seperti faktor lingkungan, genetik, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan dan aktivitas fisik, yang akan dijelaskan sebagai berikut
Faktor lingkungan seseorang memegang peranan yang cukup berarti, lingkungan ini termasuk pengaruh gaya hidup dan bagaimana pola makan seseorang.  Kusumawardhani(2006:206-207) mengungkapkan bahwa pola makanan seseorang  ada yang disebut food addiction dan food abuser. Food addiction adalah pola makan yang berlebihan. Food abuser tidak sama dengan food addiction. Food abuser adalah pola makan yang berlebih  dalam periode tertentu karena mereka menyukai makanan tersebut, kecintaan makanan ini dapat berlanjut menjadi obesitas. Pada food abuser ini akan menjadi ketagihan secara emasional apabila digunakan dalam mengendalikan stress, mood dan rasa kehilangan.
Pada faktor genetik, kegemukan dapat diturunkan dari generasi ke generasi didalam sebuah keluarga. Orang tua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini, sepertinya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heran bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak yang relatif sama besar (Zainun:2002)
Faktor kesehatan juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas maksudnya adalah ada beberapa penyakit yang dapat menimbulkan obesitas seperti penderita Hipotiroidisme, Sindroma Cushing, Sindroma Prader-Willi dan beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. Obesitas juga dapat disebabkan memakai obat-obatan tertentu seperti  steroid dan beberapa anti depresi (Susan Yanovski and Jack Yanovski, 2002)
 Menurut Zainun(2002) faktor psikis  adalah apa yang ada didalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam mengatur pola makanannya. Penambahan ukuran atau jumlah sel lemak menyebabkan bertambahnya jumlah sel didalam jaringan tubuh pada penderita obesitas terutama kegemukan pada anak-anak memiliki sel-sel lemak 5 kali lebih banyak dibandingkan orang normal. Aktivitas fisik yang kurang mungkin adalah penyebab utama meningkatnya obesitas di tengah masyrakat. Orang-orang yang mengkonsumsi makanan kaya akan lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik atau jarang berolahraga akan cenderung mengalami obesitas karena tidak adanya keseimbangan antara asupan yang masuk dan energi yang keluar.

Patogenesis
            Kusumawardhani(2006:206) mengungkapkan bahwa patogenesis dari obesitas diketahui multifaktorial, meliputi faktor genetik dan faktor lingkungan yang berpengaruh dalam hal regulasi berat badan, metabolisme dan prilaku makan. .
Salihin(2002) mengungkapkan bahwa menurut patogenesisnya maka obesitas dapat dibagi dalam dua macam:
a).regulatory obesity dan
b).metabolic obesity
Pada regulatory obesity gangguan primernya terletak pada pusat yang mengatur masukan makanan (central mechanism regulating food intake). Pada metabolic obesity terdapat kelainan pada metabolisme lemak dan karbohidrat.
            Jadi pada dasarnya patogenesis obesitas adalah gangguan pada pengaturan asupan makanan dan kelainan pada metabolisme tubuh khusunya lemak dan karbohidrat.

Patofisiologi
             Pada penderita obesitas makanan masuk kedalam tubuh dengan jumlah makanan yang lebih besar daripada yang dipakai oleh tubuh untuk energi. Makanan berlebihan baik lemak, karbohidrat atau protein, kemudian disimpan sebagai lemak dalam jaringan adipose yang kemudian akan dipakai sebagai energi. Jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang memasuki tubuh lebih besar daripada jumlah energi yang keluar, maka berat badan akan meningkat.(Anwar:2005)

Gejala dan Tanda-tanda
            Sarwono(2003) mengungkapkan bahwa salah satu tanda-tanda dari obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan didalam dinding dada bisa menekan  paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasaan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Biasanya gangguan pernapasan itu terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas juga sering ditemukan pada berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan masalah osteoritis. Sering juga ditemukan kelainan tubuh pada penderita obesitas, seseorang yang obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efesien dan mengeluarkan keringat yang banyak. Gejala obesitas dapat ditemukan pada penderita edema(pembengkaan akibat penimbunan jumlah cairan) didaerah tungkai dan pergelangan tangan.

Terapi (pengobatan)
            Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulailah dengan pola makan yang sehat.
            Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan resiko  kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI. Conie L Bish,et all(2007) mengungkapkan  angka BMI adalah sebagai berikut:
  1. Resiko rendah: BMI< 27
  2. Rsiko menengah: BMI 27-30
  3. Resiko tinggi: BMI 30-35
  4. Resiko sangat tinggi: BMI 35-40
  5. Resiko paling tinggi: BMI 40 atau lebih
            Jenis  dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita, dibawah ini menggambarkan bagaimana cara memberikan pengobatan pada penderita obesitas.
  1. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga.
  2. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  3. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapat obat anti obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
Peluang penurunan berat badan jangka panjang yang berhasil akan semakin tinggi bila dokter bekerja dalam satu tim professional yang melibatkan ahli diet, psikologis dan ahli olah raga.
             Dalam melakukan terapi atau pengobatan baik yang pharmacotherapy maupun non pharmacotherapy haruslah teliti sebab banyak pengobatan yang beresiko tinggi dan bahkan dapat menyebabkan penyakit lainya. Menurut  Susan Yanovski dan Jack Yanovski(2002) pemberian terapi terhadap dietary  supplement dan herbal preparation tidak aman dikonsumsi. Setelah dilakukan penelitian zat-zat yang terkandung didalam herbal preparation dan dietary supplement dapat menimbulkan efek yang membahayakan seperti dapat terkena hipertensi, stroke, serangan jantung dan lain sebagainya.

Pencegahan
                Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghambat terjadinya obesitas adalah gaya hidup. Gaya hidup ini termasuk pola makan dan aktivitas fisik. Dengan mengatur pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang baik seseorang dapat terhindar dari obesitas. Untuk lebih menyempurnakan pencegahannya dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui apakah seseorang memiliki potensi untuk obesitas sehingga dapat dengan cepat dicegah. Pencegahan pada obesitas dapat juga dengan melakukan penyuluhan resiko  dari obesitas yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit lain dan bahkan kematian, sehingga dengan penyuluhan ini dapat memberi kesadaran untuk memulai hidup sehat.(Rena R.wing:2006)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar