Jumat, 09 September 2011

Antara Keluarga dan Berkarir


Sebagai perempuan memang lebih sudah menjadi kebiasaan umum untuk berada di dalam rumah, mengurus anak, serta memasak dan membersihkan semua perabotan. Tetapi kini semua berubah, zaman tidak lagi menuntut anda hanya untuk menjadi pengasuh suami.

Kartini turut berperan membantu perempuan Indonesia menanggalkan semua kebiasaan lama dengan menghancurkan anggapan kuno yang menyatakan istri yang baik selalu siap jika dibutuhkan suami.
Kini tak mengherankan dan memang menjadi pemandangan umum, perempuan bahkan yang sudah menikah untuk mengejar karirnya.

Akan tetapi, bukan berarti budaya lama yang mengkodratkan perempuan sebagai pengelola rumah tangga tak juga luntur. Hal ini mengarahkan anda sebagai istri terbentur dengan dua pilihan, keluarga atau mengejar karir?

Keluarga tidak dapat dikesampingkan karena merupakan komitmen dalam menjalani kehidupan, sementara karir bukan berarti kurang penting jika berbanding dengan keluarga. Sebab, tanpa karir yang menunjang penghasilan, maka keluarga pun tidak akan dapat melaju menjalani keseharian.

Jalan keluar terbaik adalah menjaga keseimbangan antara keduanya, dapat mengasuh keluarga dengan mengelola kebutuhan rumah tangga sekaligus tetap bertanggung jawab dengan pekerjaan yang diberikan.

Analisa kembali pekerjaan anda, lihat lebih jeli waktu-waktu luang yang dapat anda curi untuk mengurus rumah, misalnya menghubungi rumah dan bertanya apakah anak-anak sudah sampai di rumah, sehingga anda tidak kehilangan pemantauan. Tetapi jangan sampai anda terbuai rasa khawatir sehingga menelantarkan pekerjaan.

Tanpa mengesampingkan komitmen dan tanggung jawab anda terhadap pekerjaan yang diberikan. Ingatlah bahwa pekerjaan ini tidak datang dengan sendirinya, pekerjaan ini telah anda raih dengan susah payah serta keluarga bergantung terhadap penghasilan yang anda dapatkan, sehingga mendorong anda lebih giat bekerja, meski dengan beban pikiran mengajak anda berkonsentrasi pada hal lainnya.

Selain itu, komunikasikan permasalahan anda, misalnya anda merasa butuh untuk pulang lebih awal, bicarakan dengan atasan anda. Hal ini akan membuat anda makin akrab dengan atasan sekaligus mendapatkan solusi atas permasalahan anda. Akan tetapi jagalah agar tidak terlalu dekat, sadari landasan hubungan anda harus tetap profesional.

Selain atasan, tentu jangan lupakan rekan kerja. Mereka tak ubahnya tetangga di rumah, yang senantiasa membantu anda kala kesulitan, jadi ketika menghadapi kesulitan, mereka siap tanpa pamrih mengambil alih tugas-tugas anda sementara anda menyelesaikan permasalahan keluarga anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar