Kamis, 08 September 2011

Mengintip Sikap Negatif Rekan Kerja


Rekan kerja yang baik adalah yang dapat menjadikan suasana kerja biasa saja, menjadi sesuatu yang spektakuler. Tak hanya bersedia membantu sekaligus menjadi pendengar yang baik dan dapat memberikan saran bagi anda mengenai masalah yang paling sepele sekalipun.

Sebaliknya, tak sedikit juga rekan kerja yang ingin mencelakakan karir anda. Sebab, tak dapat dipungkiri, bahwa rekan kerja selain partner juga merupakan saingan.

Sebaiknya anda mengenali rekan kerja anda sebelum anda memutuskan untuk mempercayainya atau tidak. Sebagaimana pepatah kuno menyebutkan sahabat terbaik adalah rival, maka untuk mencarinya ketahui dahulu ciri-ciri yang berlaku umum.

Biasanya anda menemukan rekan kerja yang selalu mengeluh, berpapasan tegurannya berisi keluhan, istirahat bercerita tentang keluhannya, pulang kerja keluhannya tak kunjung hilang. Rekan kerja seperti ini mulutnya selalu mengeluarkan keluhan dan keluhan. Ia juga kerap melecehkan orang lain, mengejek kekurangan rekan kerjanya atau menjadikan masalah kecil dan sepele seakan sebuah masalah yang besar dan sulit dipecahkan.

Rekan kerja seperti ini akan menciptakan lingkungan kerja yang tidak kondusif, ia juga menjelek-jelekkan rekan kerjanya, mungkin saja ia melakukan hal yang sama terhadap anda. Padahal bagaimanapun tidak menyenangkannya pekerjaan anda, tetap harus mampu melihat sisi baiknya.

Cara terbaik untuk menghadapi si pengeluh, adalah dengan mengabaikannya sama sekali. Jika tak mungkin, cobalah menghindar daripada membuat anda menjadi naik darah. Tetaplah tenang dan bersikap netral. Tanyakan pula pada atasan, apakah anda dapat bekerja secara independen atau memilih rekan kerja lainnya yang lebih dapat diajak kerjasama.

Di tempat kerja, pelecehan seksual juga bisa terjadi. Terutama bila anda punya rekan pria yang tangannya 'rajin menjamah', seperti meremas-remas pundak, mengusap-usap punggung atau colek sana sini.
Meski berdalih ingin memberi dukungan atau semangat di saat anda kesal atau mengalami kekecewaan, namun rekan kerja seperti ini lama kelamaan akan membuat anda jengkel dan tak nyaman dengan tangannya yang rajin menjamah.

Hal pertama yang bisa anda lakukan adalah dengan menegurnya dengan berbagai alasan yang masuk akal. Bila pria tersebut masih berkeras juga, anda bisa mengadukannya ke bagian Sumber Daya Manusia (SDM) atau atasan mengenai ketidaknyamanan tersebut.

Si tukang ngobrol tak bedanya dengan pemborosan waktu kerja, karena di setiap saat dan di segala kesempatan, karyawan tipe ini akan memanfaatkannya dengan ngobrol sana-sini. Tentu menjengkelkan bila di saat tengah menyelesaikan tugas, waktu anda terpotong hanya untuk mendengarkannya bicara ini itu?

Yang bisa anda lakukan adalah mencegah si tukang ngobrol 'mencuri' waktu kerja anda yang berharga. Jangan takut untuk mengatakan padanya, kalau anda tengah sibuk dan harus menyelesaikan pekerjaan anda sesegera mungkin. Ia pasti akan memahami maksud anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar