Sabtu, 17 September 2011

Pengasuh Bukan Merupakan Orangtua Cadangan


Punya pengasuh anak memang membuat pekerjaan jadi lebih ringan. Tapi waspadalah, kasus kekerasan yang dilakukan pengasuh terhadap anak sering terjadi. Bentuknya macam-macam, mulai dari dibentak, ditampar, bahkan ditendang.

Untuk menghindarinya, orangtua harus lebih jeli saat memilih pengasuh bagi anaknya. Caranya dengan melakukan observasi.

Orangtua sewajarnya tahu pengalaman dan keahlian calon pengasuh. Misalnya wawancara sebelum anda menerimanya, tanyakan, "kamu akan berlaku apa jika anak saya nangis?" kemudian teliti reaksinya.

Namun, jawaban itu saja tidak cukup. Orangtua harus melibatkan anggota keluarga lainnya untuk mengawasi pengasuh saat orangtua bekerja atau seharian tidak bersama anak.

Memang dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk mendapatkan pengasuh ideal. oleh sebab itu, tak salah jika anda terus melakukan uji trial and error, tidak ada patokan anda harus mendapatkannya dari agen. Yang paling penting, pengasuh adalah orang yang punya keahlian dan tahu cara menangani anak. Kalau sudah cocok, jangan lupa pengasuh diajari karakter anak. Sampaikan bagaimana keinginan anda untuk bekerja sama dengan dia.

Kekerasan yang dilakukan pengasuh seringkali tak terungkap. Bisa jadi anak takut untuk mengadu pada orangtua. Yang paling penting, orangtua mewaspadainya.

Jika anak berubah keceriaan dan perilakunya, orangtua harus sensitif. Kalau tidak yakin, buka baju anak, lihat apa ada bekas memar atau bengkak. Oleh sebab itu, jangan pernah memberikan sepenuhnya kepercayaan untuk mengasuh kepada pengasuh anak, karena hal ini juga mengarahkan anak anda untuk semakin mempercayainya dan berpaling dari anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar