Sabtu, 17 September 2011

Merasuki Sifat Atasan


Pekerjaan anda sudah sangat nyaman dan sesuai dengan harapan, rekan kerja kompak, imbalan yang sesuai, dan memiliki waktu istirahat cukup. Akan tetapi hanya satu yang membuatnya menjadi menjemukan, seorang atasan!

Kecenderungan sifat orang tidak bersikap agresif, biasanya ada hal yang memicu. Jika hal seperti ini yang terjadi terhadap atasan anda, coba telusuri hal apa yang membuatnya jengkel. Koreksi juga hasil pekerjaan anda, bukan hanya menyalahkan sikap atasan.

Anda sedang menghadapi isi kemarahan atasan anda, maka perhatikan bagian yang menjadi kritikan atasan, jangan sampai anda justru terjebak dalam kata-kata yang menyakitkan tetapi melupakan esensi pesan yang disampaikan atasan. Penting untuk tidak menghiraukannya, dan menganggap persoalan tersebut bukan sebagai persoalan pribadi.

Jangan anggap atasan takkan mau mendengarkan penjelasan. Tak hanya itu, mereka bahkan juga mau mengubah sikap mereka. Sebagian orang sering tidak sadar, bahwa tindakan-tindakannya membuat orang lain sedih atau kecewa. Dekati atasan anda dan katakan apa yang anda rasakan akibat kemarahannya. Mungkin anda bisa berkata, "Saya merasa malu ketika dikritik didalam rapat. Kalau ada kesalahan, apakah boleh kalau saya dipanggil dan kita mendiskusikan masalah secara pribadi?" 

Jika sikap atasan tak bisa ditolerir, mungkin sebaiknya menemui pimpinan lain untuk minta tolong. Mungkin ke bagian sumber daya manusia atau manager senior. Pertama-tama, selidiki dulu dengan bertanya pada rekan sekerja, apakah mereka pernah punya masalah dengan atasan. Jika mereka mendukung dan mengizinkan namanya disebut saat anda mendekati manajemen, anda akan bisa menggambar pola perilaku, ketimbang hanya membuat tuduhan tanpa dasar.

Mulai dengan bertanya pada orang senior ini, lalu lanjutkan, betapa perlakuan negatif atasan mempengaruhi kinerja. Tegaskan bahwa tujuan anda membicarakan hal ini adalah untuk memperbaiki situasi, bukan untuk menghukum atasan.

Terkadang, tak ada diplomasi yang bisa memperbaiki hubungan yang sudah rusak. Jelajahi pilihan lain seperti pindah antar divisi. Jika tak bisa juga, jangan takut untuk menerima bahwa anda sudah berusaha dan kini saatnya keluar, daripada membahayakan kesehatan mental. Tetapi usahakan keluar secara baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar